Banjir Bukit Duri, Ahok: Saya Lagi Cari Jalan Tengah



Jakarta, MMC Indonesia -  Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, mengatakan normalisasi sungai Ciliwung tetap harus dilakukan untuk mengurangi banjir yang melanda ibu kota setiap tahun. Ahok, sapaan Basuki, mengatakan normalisasi baru dapat dilakukan bila rumah susun sudah dibangun bagi penduduk yang menjalani relokasi dari lokasi banjir.


Namun, pemerintah provinsi DKI Jakarta masih dihadapkan pada masalah pembebasan lahan. Ini membuat pemerintah provinsi DKI Jakarta terlambat membangun rumah susun, khususnya untuk warga Bukit Duri.


"Saya lagi mau cari jalan tengah apakah kita kasih uang dulu dan mereka (warga) sewa dulu tempat lain, nanti (setelah) rusun jadi mereka pindah. Ini kita lagi hitung gimana caranya," kata Ahok saat mengunjungi Komplek Garuda di Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, Senin, 20 Februari 2017.


Pada Kamis, 16 Februari 2017, genangan air sekitar 70 sentimeter merendam gedung Sekolah Menengah Atas Negeri 8 di Kelurahan Bukit Duri, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan. Air banjir luapan Sungai Ciliwung memasuki gedung sejak sesaat setelah tengah malam.


Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane, Iskandar, menjelaskan lima aliran air di sepanjang Komplek Garuda mengakibatkan banjir di wilayah SMA 8, Bukit Duri.


Karena itu, lanjut Iskandar, pemerintah memerlukan lahan sepanjang bantaran sungai sekitar 700 meter mulai dari jembatan Bukit Duri sampai Komplek Garuda. Rencananya, pemda akan membangun papan turap (sheet pile). Jika pembebasan lahan dapat diselesaikan pada April 2017, Iskandar berjanji pembangunan papan turap rampung sekitar Oktober 2017.


Iskandar menjelaskan program normalisasi meliputi pemancangan turap, parapet, jalan ispeksi, dan dinding penahan tanah. "Kalau ini selesai, SMA 8 aman. Karena (air) ke arah hilir sudah relatif tinggi," ujar Iskandar.


Adapun 70-80 persen parapet (dinding rendah sebagai pelindung) sepanjang dua kilometer sudah dibangun. Balai menargetkan parapet di Bukit Duri khususnya RW 9, 10, 11, dan 12 akan rampung pada Maret 2017.


"Ini memang program kita bersama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dengan pemerintah DKI di dalam mewujudkan Sungai Ciliwung yang dapat kita reduksi permasalahan banjir selama ini," jelas Iskandar.

Subscribe to receive free email updates: